Jumat, 27 November 2015

Hujan di Bulan November

untuk sebuah hati yang tak mampu bernyali
kemarau yang berganti penghujan
dan seseorang datang kemudian pergi,
bahkan yang tak sanggup disapa,
adalah mentari yang dirindu namun takut tersinar
mendekat tapi jauh, gerak geri yang entah arah.
ah sudahlah, cahanyanya bukan untuk dimiliki


Jumat, 20 November 2015

kisahku



kutuliskan kisah demi kisah di sini bukan bertujuan mempublikasikan penderitaan atau kesusahan yang kulalui, namun mungkin ada beberapa kisahku yang bisa jadi pelajaran dan diambil hikmahnya, atau jadi motivasi untuk sebuah kehidupan. 

aku terlahir dari keluarga sederhana lebih tepatnya pas - pas an, keluargaku terdiri dari aku, kakakku, bapakku dan ibuku.  beranjak usia 9 tahun kedua orang tuaku berpisah, usia di mana aku sangat membutuhkan kasih sayang orang tua. aku dan kakakku di besarkan oleh bapakku seorang, memang sesekali ibuku datang menjengukku ,bapakku yang berjuang merawatku sendirian memikul peran seorang bapak dan sekaligus peran seorang ibu, Bapakku pekerja buruh yang tak tetap, dia bekerja di sebuah pabrik kayu namun jika bahan kayu habis tak jarang bapakku berangkat ke hutan untuk mengambil kayu dengan jangka waktu yang cukup lama, selama bapakku berangkat kebutuhan makanan aku telah ada tapi seringkali habis sebelum bapakku pulang kembali, demi sesuap nasi mungkin tak terbayangkan oleh teman temanku saat ini, aku bekerja menjadi ambil upahan bakar kemplang dengan upah yang sangat minim, tapi aku bersyukur setidaknya hari ini aku bisa makan selagi menunggu bapakku yang pergi ke hutan,di sekitar tempat tinggalku banyak keluarga bapakku tapi mereka tak peduli, semua itu masih bisa ku maklumi merekapun hidup pas-pasan malah anak dari keluarga bapakku banyak yang tak mengenyam bangku sekolah, sedikit memprihatinkan memang, di jaman yang semakin maju tapi banyak orang yang masih tidak mempunyai kesempatan untuk sekolah, ekonomi mereka memang tak mencukupi untuk menyekolahkan anaknya tapi yang lebih parahnya dari diri mereka sendiripun enggan, pikiran mereka masih terlalu kolot, mereka beranggapan sekolah itu hanya menghamburkan uang, tapi itu tak berlaku untuk keluargaku, bapakku tak peduli jika hanya makan hanya berlaukan garam yang penting aku mendapatkan pendidikan,   
  aku tak pernah malu dengan keadaanku, temanku tak satupun ada yang berani untuk menghinaku, apa aku yang terlalu pemarah sehingga mereka takut atau mereka sangat membutuhkan aku karena  rumahku sabagai sekolah kedua mereka, tentu setiap kali ada PR , kerja kelompok atau belajar bersama mereka selalu datang ke rumahku entah apa alasannya sehingga mereka sangat gigih jauh jauh datang ke rumahku, padahal rumahku tak ubahnya seperti kandang kambing baju berserakan di mana mana, lantai yang tak di sapu, baju baju kotor bergerantungan di dinding, piring kotor menumpuk belum di cuci itu semua tak membuat mereka jijik untuk kerumahku, mungkin mereka mengerti akan keadaanku yang jauh dari seorang ibu, aku  mencoba mengikhlaskan semua, meyakinkan diri prestasiku akan selalu aku pertahankan dan akan selalu menjadi predikat yang terbaik di sekolahku. Bapakku memang tak menyelesaikan sekolah dasar tapi beliau tak henti-hentinya mengingatkanku tuk belajar, bapakku ingin melihat kehidupanku kelak lebih baik daripada dirinya,aku sangat bersyukur mempunyai bapak seperti dia, begitu sabar dan gigih dalam menjalani hidup ini walau terasa sangat tak adil baginya, orang-orang terkadang memanfaatkan kebutahurufannya, ya Allah, ku pastikan kelak aku akan bahagiakan dia, itu janjiku dalam hatiku. 
Alhasil aku lulus dari madrasah dengan predikat murid terbaik dengan nilai yang belum di capai oleh lulusan sebelumnya, mungkin kedengarannya sangat berlebihan karna jika di bandingkan dengan sekolah dasar(SD) nilaiku itu biasa saja tidak terlalu tinggi tapi tidak juga rendah namun bagi sekolah madrasah dengan nilai yg ku muliki itu sudah menjadikan kebanggaan tersendiri, dengan nilaiku itu sebetulnya cukup untuk masuk ke sekolah negeri tapi semua itu tak ku lakukan, aku ini dari keluarga yang tak mampu bisa meneruskan sekolah saja sudah bersyukur, aku melanjutkan ke SLTP N 41 Terbuka, ada kata terbuka di belakangnya, itu yang membuat SLTP ini selalu di hina oleh murid murid sekolah lain, secara terbuka itu di peruntukan untuk orang orang miskin yang tak mampu membayar iuran sekolah, semua iuran, buku, dan semua kebutuhan lainnya di tanggung pemerintah. Hinaan, cercaan atau apapun itu tak membuat aku lemah semangat,( toh mereka tidak memukulku dan mengusik privasiku) lain hal jika mereka sudah main kekerasan tentu aku tak segan segan membuat mereka pulang dengan membawa air mata,  perjuanganku untuk meraih prestasi kembali dari awal, Pelajaran baru, guru baru, teman baru, sekolah baru, lingkungan baru dan serba baru semua itu membuatku harus bersosialisasi lagi dari awal, persaingan persaingan untuk mendapatkan prestasi semakin banyak, aku tak terkejut di caturwulan pertama aku mendapatkan peringkat yang sangat jauh dari standar, peringkat ke 38 dari 43 siswa, itu peringkat yang sangat memalukan dalam sejarah hidupku, tapi itu menjadi motivasiku untuk belajar lebih tekun lagi, dalam bergaul aku mencari teman yang malas untuk belajar sehingga itu membuat aku termotivasi untuk menjadi yang di andalkan dan aku tak peduli mereka mencotek hasil belajarku, dengan demikian aku jadi lebih baik dan aku merasa ada tanggungan untul memperlihatkan hasil belajarku ke mereka, toh pada saat ujian penjagaan sangat ketat sehingga tak memungkinkan buat mereka untuk mencontek padaku, bagi aku yang sudah biasa mengerjakan tugas itu tak menjadi masalah besar, caturwulan ke 2 prestasiku menaik tapi aku merasa belum puas dengan peringkat ke 5, hingga saat kenaikan kelas (caturwulan ke 3 ) barulah prestasiku ku perlihatkan pada bapakku, walaupun masih belum puas setidaknya aku sudah peringkat ke 2, aku bisa membanggakan bapakku kembali. Bapakku seringkali di cela oleh oleh tetangga dan keluarga dari bapakku, mereka mengatakan buat apa sekolah tinggi tinggi toh pada akhirnya tak menjadi apa2 meraka bilang presiden sudah ada, menteri sudah ada, gubernur sudah ada, pejabat pejabat lain sudah ada, kalau miskin tetep jadi miskin. Tapi dengan tekadku aku ingin mengubah asomsi seperti itu, walaupun tidak menjadi yang mereka katakan setidaknya kelak aku tak ingin menjadi wanita yang hanya bisa berdiam diri di rumah ataupun berpanas panasan bekerja demi susuap nasi, aku ingin lebih maju, aku ingin menjadi contoh bagi mereka jika kita mempunyai tekad yang kuat kita pasti bisa merubah nasib. aku selalu meyakinkan diri bahwa aku bisa menjalani ini semua. Tapi masalahnya, aku sulit mengendalikan emosiku yah dalam arti aku ini cukup terbilang nakal, berkelahi itu biasanya di lakukan oleh anak laki laki tapi itu tak berlaku padaku, jika terpancing sedikit langsung emosiku keluar, tak jarang temanku meminta bantuanku jika ada teman lain mengganggunya. Pernah sekali bapakku di panggil menghadap kepala sekolah karena kelakuanku,  nakal iya tapi bukan bearti prestasiku menurun, aku lulus dengan nilai tertinggi di kelasku walaupun kembali lagi aku hanya sekolah di SLTP Terbuka, setelah aku tamat SLTP ibuku mengajak aku untuk ikut dengannya melanjutkan SMU di Palembang, aku ikut dengannya  ku pikir untuk kebaikanku.akhirnya aku melanjutkan sekolah di Palembang di smu Quraniah aku tinggal bersama ibuku dan nenekku. seminggu sekali aku menjenguk bapakku dan aku di kasih uang walaupun keuanganku dicukupi olah ibuku. ibuku sibuk bekerja yang ku dapat hanya kasih sayang dari seorang nenek, nenekku yang selalu memperhatikanku walaupun dia kelihatan sangat judes dan cerewet. Walaupun ibuku jarang memperhatikanku itu tak membuat aku patah semangat, karna aku sadari bahwa untuk menggapai mimpi kita harus mengalahkan kenyataan yang menyakitkan.. tapi terlepas dari itu semua aku hanyalah gadis remaja biasa Aku pikir aku bahagia dengan dicukupi keuangan walaupun tak sebesar yang di bayangkan semua orang, tapi perlahan aku kesepian aku iri melihat temanku yang selalu tersenyum dengan kedua orang tua mereka. sedangkan aku yag kudapat hanya kasih sayang dari bapakku dan perhatian dari nenekku.terkadang aku merasa kecewa dengan sikap ibuku tapi semua itu tak bisa aku ungkapkan. Tekadku sudah bulat “ Ya Allah, Jika Orang tuaku masih berjodoh dengan tanganku kelak akan ku persatukan lagi mereka, agar aku bisa melihat senyum mereka dengan  keberhasilanku. di smu Quraniah aku menemukan sahabat yang sayang padaku dan mengerti aku serta tahu perjalanan hidupku, aku merasa bersyukur atas kehadirannya dalam hidupku. aku yang kurang perhatian dari ibuku mencoba mencari perhatian ke sahabatku. aku tak peduli orang lain menganggap aku manja, aku mencari sosok yang bisa menyayangiku layaknya ibu. sahabatku lisna dia menjadi sahabatku yang sangat mengerti aku,dan di dirinya ada sosok keibuan sehingga aku merasa nyaman dekat dengannya. Dan suryani dia juga jadi seorang sahabat  dan menganggapku sebagai saudaranya. Aku mencari kesibukanku sendiri yang kuanggap bisa membahagiakanku tapi walaupun begitu aku bisa membedakan yang salah dan yang benar serta apa yang tidak boleh dan boleh kulakuakan . Setelah lulus smu aku bekerja di fransis bakery, ini pengalaman pertamaku bekerja dan bersosialisasi dangan masyarakat umum. Aku selalu menyibukkan diriku dengan membaca untuk menutupi rasa kesepian dan kujenuhanku karena sahabat ku suryani telah menikah dan lisna kerja di tempat yang berbeda denganku , kami jarang bertemu. Dan tak sering aku pergi seorang diri ke sebuah daerah yang asing bagiku dengan begitu setidaknya aku merasa terhibur. Cukup lama kerja di fransic bakery aku menemukan sahabat  Richa septiana mungkin lebih tepatnya ku anggap saudara perempuan. Bagiku dia sungguh mengagumkan, perawakannya tomboy tapi dia berhati baik, terkadang aku menginap di rumahnya, orang tuanya sangat baik padaku dan sudah menganggapku seperti anaknya sendiri sehingga aku kerasan di rumahnya, aku sangat senang menginap di rumahnya tapi nenekku selalu melarang kalau aku tidur di rumah orang lain “ tak baik anak perempuan tidur di rumah orang” begitu kata nenekku, aku pikir nenekku ada benarnya, nenekku berkata begitu untuk kebaikanku. Hampir setahun 6 bulan aku bekerja di fransis bakery, awal mula bekerja aku hanya pelayan biasa, setelah 2 bulan bekerja aku diangkat benjadi pencatat stock, dan menghandle anggota shif ku, aku di nobatkan sebagai karyawan terbaik beserta temanku rora kidung, rora kidung sebagai kasir di situ, yang baiknya bekerja di sini adalah tidak memandang kuantitas tetapi meraka lebih mengutamakan kualitas, itu sangat menguntungkan bagiku, tentu jelas jika mereka mengutamakan kuantitas tentu aku tidak di terima kerja di sini, secara fisikly tak ada yang bisa diambil dalam penampilanku, aku hitam, peseng, tidak cantik, dan yang parahnya tinggiku hanya 152 cm. itu secara fisikly tapi kalau secara sifat, aku seorang yang sangat enerjik, periang, dan kata temanku di sana aku sangat bertanggung jawap terhadap pekerjaanku, satu lagi aku cepet mengusai bidang pekerjaan, ( dalam arti tidak O’on ) :D.   setelah kurang lebih 2 tahun aku berhenti dari fransis bakery terlepas dari ukut ikutan teman yg banyak udah berhenti dari situ,. Dari dalam diriku pun sudah tak nyaman bekerja di sana, satu lagi yang menjadi alasan richa septiana pun berhenti dari sana. Aku berhenti dari fransis bakeri pada tahun 2008 bulan maret, setelah berhenti dari sana aku melamar pekerjaan,, berbagai tempat aku masuki itu kulakukan bersama sahabatku richa, kesana kemari mencari kerja dari perhotelan ke resto,supermarket,, semua di saling mencari yang terbaik.. alhasil dari 3 panggilan kerja, aku menerima kerja di PD. Manis,, sebuah tempat pembelanjaan,,  wiih.. capekk banget kerja di sini… enggaaaakkk… betaaah…  tapi chayoo… semangat semangat..  setelah 4 bulan bekerja di PD. Manis musibah datang menghampiriku,, Nenekku berpulang ke Rahmatullah,, di panggil oleh Sang Kholik..  tepatnya 20 Juli 2008,,  Sungguh Nenek sangat cerewet tapi entah sungguh aku tak rela melepasnya,,  dia cerewet tapi dialah yang selalu memperhatikanku..  aku rindu dengan ocehannya.. aku rindu dengan masakan masakannya,,  bagiku masakannya terbaik dari semua masakan yang telah ku cicipi..
dan satu kesedihan lagi, sahabatku sekaligus orang yang sudah ku anggap saudara perempuan pergi meninggalkan kota Palembang.. Richa Septiana, dia mencoba keberuntungan di kota lain Yaitu Kota Banjarmasin… Pulau Kalimantan..  antah barapa jauh jika di hitung dari palembang ke Banjarmasin..  aku tak habis pikir dia begitu nekad atau terlalu berani..  dia yang selalu jadi tempat tumpuan di kala suka dan duka kini pergi jauh. Bingung harus bersikap apa, harus sedih atau bahagia,,  sedih sungguh sangat sedih tapi harus bahagia bukankah dia merantau untuk kehidupan yang lebih baik..  
Berulang kali kuyakinkan hatiku bahwa aku bisa    menjali ini semua ,, semangat…!!!
Pada bulan September yuk Santi (kakaknya lisna, teman baikku) menawariku pekerjaan yaitu sebuah kerja di bidang Percetakan,, tanpa pikir panjang aku menerima kerja di sana, aku di terima sebagai Desain Grafis. Desain Grafis ? baru pertama mendengar,
Besoknya aku mulai bekerja, menggunakan program Photoshop…?? CorelDRAW…??? PageMaker..?? ini seperti baru bisa berjalan sudah di suruh berlari.
Perasaan yang aku pelajari selama ini hanya Waord dan Excel, berhubung aku belum bisa jadi statusnya baru orang baru, maksudnya di pandu atau di ajari dulu oleh yang sudah lama kerja di sini, Ita Rafela, senior di sini..  awalnya orangnya dingin, pendiam.. gak ramah, tapi bukan sri kalo tidak bisa jadi berteman menyesuaikan diri, dengan tinggat adaptasi yang tinggi pasti bisa jadi temannya,  Akhirnya kami jadi sahabat….  Sahabat baik…!!
Menjadi Desain Grafis itu bukan tak bisa tapi belum bisa.. dan pasti akan bisa…
Asal kita berusaha keras pasti bisa melakukannya… 
Dari sebulan, setengah tahun terus di jalani bekerja sambil belajar.. pada akhirnya 1 tahun.. alhasil sudah cukup memahami bidang pekerjaanku.. bagi orang sebagian munguasi coreldraw mungkin udah biasa.. tapi bagiku sangat membanggakan.. perusahaan tempatku bekerja di pimpin oleh dua bersaudara(kakak & adik )..  Bosnya cukup baik, tidak cerewet,, satu sudah bekeluarga(kakak) dan yang satu masih lajang (adik).  Kembali lagi ke niat ku ingin mempersatukan kedua orang tuaku.. aku merasa sekaranglah waktu yang tepat buat mereka bersatu, aku ingin mempunyai satu keluarga yang utuh.. aku ingin mereka berkumpul.. dengan tanganku dan atas seijin Allah, Alhamdulillah akhirnya mereka bersatu kembali, setelah bekerja selama 1 setengah tahun tiba tiba bosku ingin membuka usaha baru yaitu di bidang jasa telekomunikasi dengan kata lain Warnet,, Siaalnya… aahhh… aku yang di tunjuk untuk mengurusnya….  Ya udahlah jalani aja dulu..  tapi di sisi lain bos yang satunya(adik) gak setuju klo aku yang mengurus warnet katanya banyak kerja di atas (sebagai desain grafis)  setelah warnet berjalan sekitar 5 bulan, musibah datang, kita tidak pernah tahu kapan kita akan di panggil oleh Yang Maha Kuasa,,  dia orang yang sangat bijaksana, tapi begitu cepat meninggalkan kita semua,, yaa.. Bosku Meninggal,, entahlah aku merasa belum yakin dengan meninggalnya.. banyak orang bilang kalo orang baik cepet di panggil oleh Yang Maha Kuasa, mungkin itu bener.
Semenjak Bosku Meninggal semua berubah.. bekerja sudah tak seperti dulu lagi..  satu persatu karyawan mengundurkan diri.. entahlah oleh factor apa.. aku sendiripun sudah tak kerasan untuk bertahan, bukan karna bos yang satunya(adik) tak baik, malah bagiku dia sangat baik..  tapi ada satu factor yang tak bisa di sebutkan, bagi semua orang dan semua orang yang mengenal pasti sudah tau factor apa yang menyebabkan semua karyawan mengundurkan diri..  akhirnya awal bulan November aku mengundurkan diri, bosku (adiknya )tidak menyetujui,, tetap mempertahankan aku bekerja tapi aku sudah tak tahan. Akhirnya aku benar benar mengundurkan diri.  Sebelum aku mengundurkan diri sebenarnya aku sudah dapat tawaran bekerja di tempat lain,  pada akhirnya aku menerima kerja di sana, sebuah Distributor Alat tulis kantor(ATK), Bosnya sangat baik, mereka Orang Chinese tapi sangat baik,  aku di nilai bekerja dengan baik di sini, tapi sanyangnya kinerja baikku di salah artikan oleh karyawan lain, aku di anggap penjilat.. bermuka manis dengan bos..  sebagian dari mereka mencibir.. awalnya aku biarkan tapi lama lama aku kesal dan  bertepatan dengan itu bos lamaku( kerja di percetakan itu) yang melarangku untuk berhenti itu ternyata membuka percetakan baru dan dia menngajak aku untuk bekerja bersama dia. tentu jelas aku langsung menerimanya. aku berpamitan dengan bos yang baru (ATK) Mereka sangat menyayangkan mengapa aku berhenti,, tapi keputusan aku telah bulat.
Akhirnya aku kembali lagi bekerja di sebuah percetakan..Hemm… Desain Grasfis tak sulit sulit amat kok…!!! akhirnya setelah 5 bulan tak menyentuh computer.. Bissmillahirrohmanirohim..  Smoga kali ini berjalan lancar..
Bukankah Hidup adalah perjuangan..!!! Semua pasti ada jalan.. tak selalu hitam dan tak selalu putih. Takdir manusia memang tak bisa di rubah tapi nasib manusia bisa di perbaiki asal ada niat dan berusaha..
Kemarin tak mengerti apa apa..
Hari ini berusaha..
Besok pasti bisa..
Lusa Semoga lebih baik.
6 Tahun berlalu, aku masih bekerja di sini, meskipun tak banyak yang  aku dapatkan tapi aku menikmatinya, aku mensyukurinya, aku tidak menjadi presiden, menteri atau pengusaha sukses bergelimang harga,  aku hanyalah karyawan biasa yang hanya memiliki kendaraan bermotor butut dan sedikit investasi namun setidaknya aku sudah mewujudkan janjiku pada orang tuaku memberikan hunian yang layak dan janji pada diri sendiri dan aku juga ingin menunjukan bahwa sekolah itu tidak hanya untuk menjadi presiden atau pejabat lainnya. Tapi sekolah untuk kecerdasan bangsa dan kehidupan yang lebih baik. Sukses itu tergantung bagaimana kita mensyukurinya. Sukses bukan bearti harus memiliki mobil bagus, rumah bagus, atau harta yang berlimpah. Sukses bagiku ialah hidup lebih baik dari sebelumnya.

Kamis, 19 November 2015

puisi yang tak kuketahui judul

ini puisi bukan karya aku judulnya pun tak tau, tapi cobalah baca bagus banget.

Jika rindu bertatah lagi, aku harap biarlah untuk Al-Qayyum
Andai rindu ini menarik resah, kepadaMu aku pasrah
Andai pencarian ini masih belum kutemui, Ya Allah damaikanlah hati

Kembara cinta ini tidak kuharap bersemi dengan serakah
Cinta kepadaMu ya Rahman destinasi kasih terlaksana
Kasih diberi, cinta dicari tak sama dengan gerak geri
Hasil diperoleh, kesan melekar diri, rupanya bayangan duniawi
Kuntuman bunga pada kata-kata yang bukan hakikat
Sari kelopak mawar pada bibir yang tak bertongkah sifat
Kening dikerut, minta bertaut bertanyakan dia

Biarlah resah menarik sepi
Biarlah kecewa meratap pergi
Biarlah kasih mengikat diri
Ya Muhaimin kepadamu aku mengadu
Serikanlah taman hati, bukan pada fikirku tapi pada redhaMu

~~~Kafe Sufi~~~

Jumat, 06 November 2015

cinta pertama

Cinta Pertama

“Tin – tin” suara klakson mobil dan motor bersaut sautan merayap iring mengiringi sepanjang jalan . Matahari semakin terbenam di upuk barat, lampu lampu di jalan kota serentak menerangi kota dengan sebutan kota empek empek. Langit mulai gelap dan bintang mulai berdatangan menambah gemerlapnya kota. Inilah kota Palembang sebuah kota yang di belah oleh sungai musi, sungai yang menjadi sungai terbesar di provinsi itu sendiri. Sungai yang juga menjadi salah satu objek wisata yang cukup di minati oleh pemuda pemudi baik dari dalam maupun luar kota. Di pinggir sungai terdapat Benteng Kuto Besak (BKB). Panorama yang di lihat cukup banyak diantaranya sebuah jembatan yang masih berdiri dengan kokohnya dan arus air yang mengalir sepanjang sungai, jembatan yang di bangun oleh penjajah jepang atas hadiah kemerdekaan Indonesia pada jaman Bung Karno, Presiden Pertama Republik Indonesia. Jembatan yang juga menjadi lambang kebesaran dari kota itu sendiri, AMPERA nama yang selalu di sebut sebut bila mana orang datang ke palembang, dan merupakan sebuah kebanggaan tersendiri menjadi salah satu bagian dari masyarakat palembang. Semua orang hilir mudik dengan kesibukan masing – masing, banyak pedagang asongan meraup rejeki di sini mereka rela mondar mandir menawarkan makanan atau minuman yang ia jual, meskipun jauh dari harga sebenarnya penjualannya cukup di minati.
Riani berdiri dari tempat duduknya sambil merapikan jeans biru maron , secarik kertas dan pulpen ia masukan ke dalam tas yang menyelempang di pundaknya . Dengan lusuh ia meninggalkan tempat yang menjadi tempat favoritnya untuk pelarian sekaligus tempat penenangan diri, matanya moncoba mencari sesuatu, dan kelihatannya ia telah menemukan apa yang ia cari, musholah, inilah wujud akhir dari penenangan diri, ia kembali berjalan seraya menghela napas dalam dalam, Patah hati membuat tak berdaya,, membuatnya menghabiskan waktu seharian hanya untuk menenangkan diri dan mengutuk apa yang telah terjadi, tapi sekarang perasaannya sudah lega, setidaknya mengurangi, dan ia tahu mengenai satu hal bahwa laki – laki itu memang brengsek.
Sebuah angkot menepi menghampiri,,,”mau kemana neng” sapa sopir angkot itu,,,. Riany hanya tersenyum tipis dan menaiki angkot tersebut tanpa perlu bertanya jurusan apa angkot itu karena terpampang jelas di depan kaca angkot tersebut tulisan Sekip – ampera , Perlahan ia buka kaca jendela mobil,,  inikah udara malam,,, anginnya membelai hingga melayangkan pikiran, Tanpa sadar air mata membasahi pipi dan sembabkan pelopak mata,,,
“ pak, stop di tikungan depan ya pak,,” ketika ia sadari telah sampai ke tempat yang sangat ingin dikunjunginya, tepatnya di daerah angkatan 66 sekip . langsung ia turuni mobil angkot tersebut, dan ada beberapa penumpang lain yang juga ikut turun, sebuah sambutan hangat yang riuh menyambut keturunan penumpang,,, “ojek, ojek, ojek nak? Mau kemana,,?? “ teriak salah satu tukang ojek..
“ pak, mau ke perumahan pelita abadi, biasa 3 rb kan??”
. “ ya langsung saja nak “
Hembusan angin kembali menghampiri dan kali ini sunyi tanpa gemuh riuh suara kendaraan,, motor melaju dengan kencang kemudian pelan, lalu berhenti,,, “ sudah sampai nak!!!,” suara yang menyentakan lamunan singkat,, riany tersadar telah berdiri tepat di sebuah gang dan terpampang jelas tulisan Perumahan Pelita Abadi.
Suara jangkrik berdendang dengan seasana nyaman,, riany mulai masuki sebuah gang yang di dalamnya terdapat perumahan yang hendak ia tujuh.
“Tuk, tuk “bunyi sebuah ketukan,“Assalammualaikum “ wanita itu telah berdiri tepat di depan sebuah pintu yang di dalamnya terdengar suara cengkrama sebuah keluarga,
“Tuk, tuk tuk “ia ketuk kembali pintu itu,,
Terdengar suara derap langkah kaki menuju pintu yang berada tepat di depan
Kreeet,,, suara gesekan perpaduan antara pintu dan lantai,
“ wa'alaikum salam” wanita paruh bayah berkacamata dan berfostur tubuh tingi ramping itu keluar dari ruang keluarga.
“ma” rainy mencium tangan wanita itu sepeti biasa setiap kali ia bertemu.
“ri, dari mana? Masuk..! “
“ dari jalan- jalan ja ma. Mama sehat?”
“Alhamdullillah sehat ri, ricka ada di kamar langsung saja ke kamarnya “ ucap wanita itu tersenyum sembari berlalu menuju dapur. Sungguh orang tua yang ramah.
Krettt, suara gesekan pintu. “ yuk” sebuah kasur empuk menyambut riany dan langsung menghempaskan tubuhnya..
“ hai.. sama siapa ke sini “ wanita itu mengamati riany sacara teliti kemudian ia tersenyum, seolah tau apa yang telah terjadi.
“ sendiri lah yuk, emang mau sama sapa lagi..!!! “ riany mengalihkan perhatian sambil mangamati bad cover mermotif bunga lili.
“ nah. Ayo cerita ada apa.. ?? “
“ hah…!!! Kok ayo cerita?? Enggak lah yuk aq Cuma mau main aja, kesini abis udah lama gak ke sini.”
“ hahahaa… udahlah gak usah bohong, muka rian tu mudah di baca. Sekarang cerita..!! “
“ yuk, bad covernya bagus juga yuk, gimana klo pas pernikahan temen aku, aku kasih bad cover aja yuk.” Mencoba mengalihkan pembicaraan lagi.
“Riani seftia agusti” bentak rika sambil melotot. .” Gak usah alihin pembicaraan..” tambahnya.
Huuuuhh,, riani mencoba menghela napas dalam dalam..sembari menikmati alunan music dari radio sebuah lagu sahabat jadi cinta.dari zigaz band. Kali ini ia mencoba lagi menghela napas dalam- dalam sambil tesenyum. “sebenarnya ini gak pantes aku omongin sama ayuk, ini masalahku sendiri. Harusnya aku bisa atasin sendiri, dan bisa mengontrol diri sendiri.”
“Sekarang cobalah cerita, bukankah kita selalu berbagi apapun itu” timbal rika.
“ haaaahh… “ sebuah helaan nafas keluar lagi. “ aku telah mencintai orang yang salah yuk, setelah apa yang terjadi ku kira cintaku akan terbalas, ternyata aku hanya menipu diri sendiri, ia tak lebih hanya memanfaatkan kebaikan ku.”
“Ayuk tau gak???”
“ haaa??” rika tersentak sambil bingung dengan perrtanyaan riani.
“ ayuk tau buat siapa waktu itu aku buat coklat valentine ??”
“ ya, yang aku tau itu buat sairi dan teman dekat termasuk aku kan..?? aku sampai mual menghabiskan coklat pemberianmu” simbat rika sambil tersenyum Menahan tertawa karna teringat ada seorang cewek yang sangat girangnya membuat coklat hingga butuh waktu 3 hari untuk menghabiskan coklat tersebut.
“ udahlah soal itu yuk gak usah dibahas, kemarin aku ketemu adik kelas aku dan dia cerita klo temannya dapet coklat dari cowoknya cowoknya itu ya sairi, coklatnya itu cantik banget, sebuah coklat besar berbentuk love kemudian di bingkai oleh coklat kecil-kecil berbentuk love juga” ayuk masih inget kan coklat yang aku buat, itu sama persis dengan coklat yg di kasih sairi buat cewek itu yuk."
" ayuk gak bisa banyangin kan reaksi aku begitu dengar itu, sumpah aku sakit ati banget.. tapi udahlah yuk tadi aku udah ngerenung, aku memang manusia bodoh " riani mencoba mengikhlaskan apa yang telah terjadi.
"harapanku kelak mendapatkan cinta kedua, dan semoga cinta keduaku lebih baik"
"amiin" timbal rika sambil tersenyum, "oce, sekarang perasaanmu sudah lega dan malam ini tidur di sini ya."
"yaa.. yaa... bolehlah jika kau memaksa,," mereka tersenyum kemudian tertawa,, menertawakan sebuah perjalanan hidup. malam semakin larut melelapkan setiap insan,, di suatu kamar ada seorang gadis remaja yang sedang berdo'a dengan sebuah pengharapan" semoga ketika pagi menjelang ia bisa menjalani hidup dengan senyum, menemukan cinta keduanya, berharap kehidupannya akan lebih baik-baik.

sampai di sini kisah kali ini..  tapi ini belum berakhir klo ada waktu mo nulis lg kelanjutannya..silakan coment / kritik n saran

Palembang..

Palembang...

Palembang itu kota saya, ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan, kota di mana saya di lahirkan dan di besarkan. selama 27 tahun sepanjang usia saya, saya hidup di palembang, baik itu suka atau duka saya lalui di sini, pernah sekali saya pergi ke pulau jawa berlibur 1 minggu di sana, setibanya di sana saya sakit, alhasil liburannya kurang memuaskan. sehari tidak makan pempek itu rasanya belum berasa hidup. entahlah mungkin karna kebiasan. 

Palembang itu udaranya cukup panas, orangnya pun kebanyakan berdarah panas, tapi hatinya teduh, ia akan menginjak bila di injak, tapi ia akan lebih baik jika diperlakukan baik. Kebanyakan Orang Palembang itu kasar, pemarah, tapi ia peduli dan tegas. tapi kembali lagi di manapun kita berpijak ada yang baik dan tidak baik, saya tidak katakan semua orang Palembang itu baik, tapi jangan katakan pula orang Palembang itu semua jahat. 

Bagi saya Palembang itu bukan sekedar nama kota, Lahir di Palembang itu sebuah kebanggaan tersendiri,  saya tidak peduli tentang tanggapan miring tentang orang Palembang, yang saya tau Palembang itu mengagumkan, apa yang membuat saya kagum ? Semuanya. 



Selasa, 03 November 2015

Ayahku, Hidupku

ia selalu kasih tanpa ada pamrih
ia letih namun tak pernah keluh.
ia punya hati, ia juga sedih, namun tanpa daya.
ia ayahku...
ia ayahku yang selalu ada walau yang lain tak ada...
ia ayahku yang tau seberapa penat dan lelahnya hariku..
ia ayahku...
tanpa dia dalam hidupku..
jangan coba hayal indah, bermimpipun bahkan tak mampu.
kuhancurkan semeru jika ia tak bersamaku.